tag:blogger.com,1999:blog-14131235557823579532024-03-13T05:26:24.545-07:00tantangangurubermutuAntonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-9213433426470408962009-02-07T19:27:00.000-08:002009-02-13T23:31:33.584-08:00<span style="font-weight: bold;">TIPS : Motivate Junior level to use English</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Students often do not feel comfortable using English in the English classroom because they lost of their self-confident. Teenagers are very sensitive. In this situation, teacher must guide them patiently.<br /></div><span style="font-weight: bold;"><br />Here are the tips for helping them :</span><br />1.First, provide visual material them. It should be familiar with their environment.<br />2.Build words as many as possible to the target language<br />3.Practice the words through reading together with them.<br />4.Get the meaning of the words : temporary meaning<br />5.Ask one by one students to read, teacher must check out students sound production.<br />6.Write the words through the sentences<br />7.Give them with the real meaning of words in the sentence.<br />8.Reflection: let’s talk with your students. It is for best learning outcome to your teaching.<br /><br /><div style="text-align: justify;">These ways may be the one way of millions ways to your successfully teaching. This writing is written through my experiences. If readers are interested in carrying out the research, I please you to try it. An d I hope that you are the best researcher.</div>Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-19300675708825179472009-02-07T19:23:00.001-08:002009-02-08T05:34:21.706-08:00visit World Map<div style="text-align: center;"><a href="http://www2.clustrmaps.com/counter/maps.php?url=http://tantangangurubermutu.com" id="clustrMapsLink"><img src="http://www2.clustrmaps.com/counter/index2.php?url=http://tantangangurubermutu.com" style="border: 0px none ; width: 360px; height: 238px;" alt="Locations of visitors to this page" title="Locations of visitors to this page" id="clustrMapsImg" onerror="this.onerror=null; this.src='http://clustrmaps.com/images/clustrmaps-back-soon.jpg'; document.getElementById('clustrMapsLink').href='http://clustrmaps.com';" /></a><br /></div>Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-40513769038525838192009-02-01T03:30:00.001-08:002009-02-02T01:32:34.187-08:00menjawab tantangan uas dan un bahasa inggris<div style="text-align: center;"><b><u>UAS dan UN Bahasa Inggris<br /></u></b></div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><b>I. Reading ( Membaca )</b><br /></p><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal">Mengacu pada standar kompetensi lulusan untuk bahasa Inggris di SMP, adadua Kompetensi yang sangat perlu dan diharapkan untuk di ketahui guru dalam pengujian bacaan atau teks. Guru bahasa inggris dalam pembelajaran harus fokus<br />pada garis besar pembelajaran, yaitu : </p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">1.<span style=";font-family:";" ><span style="font-size:78%;"> </span></span><b>Pembelajaran umum</b><br /> memahami makna dalam wacana tertulis pendek baik teks fungsional maupun essay sederhana berbentuk Deskriptive, procedure, report, recount dan narrative dalam konteks kehidupan sehari-hari. </p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">2.<span style=";font-family:";" ><span style="font-size:78%;"> </span></span><b>Pembelajaran khusus</b><br /></p><div style="text-align: left;"> Untuk masing – masing genre ( teks ) diatas mencakup<br /> kompetensi yang diharapkan, antara lain : gambaran umum,<br /> (pikiran utama), informasi rinci tersurat dan tersirat, rujukan<br /> kata dan makna kata dalam teks.</div><b>Penjelasan KomponenBacaan</b><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><b>Tek</b><b>s </b></i></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 57pt; text-align: justify;">Naskah tertulis atau bacaan<b>. </b>Jenis teks yang dimaksud dalam<br />kompetensi ini adalah :</p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 75pt; text-align: justify;">a.<span style=";font-family:";" ><span style="font-size:78%;"> </span></span>Genre : Deskriptive, procedure, report, recount dan narrative. </p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 75pt; text-align: justify;">b.<span style=";font-family:";" ><span style="font-size:78%;"> </span></span>Fungsional : Caution, greeting card, short message,<br />invitation, announcement, advertisement dan letter</p><i><b>Gambaran umum </b></i><br /> Intisari atau topik bacaan, tentang apa teks? Pikiran utama tersurat Kalimat utama ( topic sentence ), yang letaknya diawal, ditengah atau di akhir kalimat.<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><b>Pikiran utama tersirat</b></i></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">Ide penulis yang disimpulkan berdasarkan kalimat dalam paragarap, tentang apa paragraf itu?</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><b>Informasi rinci</b></i></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">Informasi yang<br />tidak tertera jelas pada teks bacaan, untuk memperoleh informasi jelas<br />diperlukan Intensive Reading. </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><b>Informasi tersirat</b></i></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">Informasi yang tidak tertera langsung pada teks, tetapidapat diketahui dari kalimat-kalimat (reading between the line )</p><i><b>Menafsirkan makna kata</b></i><br /><p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">Ketrampilan menentukan : kata rujukan, lawan kata,<br />persamaan kata dan defenisi kata dalam bacaan.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">II. <b>Writing ( Menulis )</b></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b> </b>Pada uji kompetensi ini guru sering melatih siswa : </p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">-<span style=";font-family:";" ><span style="font-size:78%;"> </span></span>melengkapi kalimat</p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">-<span style=";font-family:";" ><span style="font-size:78%;"> </span></span>menentukan susunan kata acak menjadi kalimat</p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">-<span style=";font-family:";" ><span style="font-size:78%;"> </span></span>menentukan susunan kalimat yang tepat untuk membuat paragraf</p>Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-91843851440376478662009-01-31T02:12:00.001-08:002009-01-31T07:45:04.033-08:00<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><br /> <b>WACANA BAHASA INGGRIS BERMAKNA</b><br /></p><b>Wacana</b><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Wacana adalah wahana simbolik yang menjembatani pesan penulis dan pengertian pembaca. Keberadaan wacana ditengah-tengah perkembangan ilmu pengetahuan memegang peranan sangat penting. Wacana yang dibaca sangat membantu pembaca unruk mengatasi kesulitan yang dihadapi dilingkungan terdekatnya. Demikian sebagaimana yang menjadi tujuan utama membaca dalam bahasa Inggris. <br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Wacana dalam bahasa inggris seringkali hanya sebatas informasi yang pasif, artinya siswa membaca tanpa bermakna. Fakta ini paling sering mencuat ke permukaan, dimana siswa belum atau tidak tahu dengan apa makna bacaan yang sedang mereka hadapi. Semua ini terjadi karena banyaknya kosa kata yang terdapat di wacana itu tidak dimengerti. Terlebih lagi kalau mereka disuruh mencoba membaca. Akankah masalah ini kita biarkan terjadi? Tentu tidak. Sebagai guru yang mengemban amanat pendidikan Nasional akan segera bersikap, mencari dan memberikan terbaik buat siswanya. Berikut lebih rinci kiprah guru dalam menangani permasalahan siswa. Langkah – langkah yang dimaksud :<br /></p><b>Masalah dan Solusi Bacaan</b><br /><b> </b>Jenis dan tingkat kesukaran bahasa dalam wacana sangat menentukan diterima atau ditolak sumber bacaan dalam hati siswa. Jenis bacaan untuk diterima tentu harus tepat sasaran, baik kesukarannya maupun jenisnya misalnya ; jenis bacaan dewasa, remaja dan anak – anak. Jenis bacaan harus benar – benar tampak perbedaannya, misalnya jumlah kata yang dimuat dalam wacana itu serta jumlah paragraf.<br /> Memperhatikan persoalan di atas, tidak ketinggalan anak SMP seringkali bingung bahkan tak tahu sama sekali dengan apa isi bacaan yang sedang mereka hadapi. Sehingga apa yang hendak dicapai dalam pembelajaran sia- sia. Untuk mengatasi persoalan ini guru harus dapat mengidentifikasi apa penyebabnya. Berdasarkan hasil survey di kelas anak tidak paham dengan konteks yang mereka baca karena banyaknya kosa kata dan cara baca kata dalam konteks ‘bermasalah”. Untuk itu guru harus segere mengeluarkan cara yang jitu, yaitu ; terlebih dahulu siswa dibimbing guru. Pertama Guru menyeleksi wacana yang akan diberikan, kedua guru mempraktekan cara membaca kata perkata dalam konteks dan selanjutnya guru meminta pada siswa mencoba mempraktekkan. Singkatnya guru harus menjadi “ Top Model “ . Menurut vineyard,etal ( 1957 ) dan Davis ( 1944 ) mengjelaskan untuk memahami wacana dengan informasi yang akurat, siswa harus mampu menginterpretasikan makna kata yang ditulis oleh penulis.<br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Penutup</b><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Kiat khusus sangat diperlukan dalam membimbing siswa membaca yang lebih bermakna. Dengan strategi tepat guna maka usaha guru tercapai. Usaha mencapai tujuan pembelajaran dan kebermaknaan bacaan akan memacu siswa untuk mencintai dan mengamalakan minat baca dalam kehidupannya sehari hari.<br /></p><br /><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /> <br /></p><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /> <br /></p>Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-52663735257405548462009-01-28T07:49:00.001-08:002009-02-13T23:36:20.606-08:00cara cepat belajar berbicara bahasa inggris<div style="text-align: center; font-weight: bold;">CARA CEPAT BELAJAR BERBICARA BAHASA<span style="font-size:100%;"> INGGRIS</span></div><p class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span style="font-size:130%;">Pendahuluan</span></b><br /></p><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"> Berkomunikasi bahasa Inggris dengan baik adalah harapan semua orang, tanpa terkecuali para<br />siswa disekolah. Harapan ini muncul ketika seseorang secara visual tersentuh oleh berbagai bentuk inspirasi, seperti media elektronik atau media cetak. Media elektronik antara lain; televisi dan radio. Sedangkan media cetak meliputi; surat kabar, majalah atau tabloid yang ditulis dalam bahasa inggris. Namun apapun media yang disebutkan tidak akan memiliki arti bilamana seseorang tidak mempraktekannya atau mengaktualisasikannya dengan baik dan benar.</p><div style="text-align: justify;">Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa banyak harapan para siswa bisa berbahasa inggris dengan benar hanyalah wacana belaka. Penyebabnyaadalah kurangnya motivasi diri karena cara mudah untuk belajar bahasa inggris khususnya berbicara tidak dimiliki atau kurang termotivasinya mereka mempelajari cara-cara efektif dalam belajar bebicara bahasa inggris . siswabelajar hanya memenuhi tuntutan kurikulum belaka. Kondisi ini sunbgguh\memilukan hati guru.<br /><br />Realita di atas mengetuk hati guru mengupas habis persoalan serta menyediakan cara yang mudah, praktis dan efektif bagi guru dan siswa dalam belajar berbicara bahasa Inggris. Adapun cara yang dimaksud oleh guru ( penulis) adalah 3M, yaitu : mendengar, meraba dan bicara.<br /></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-size:130%;">Langkah-langkah pembelajaran</span></b></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-weight: bold;">1. Cara pertama : mendengar</p><div style="text-align: justify;"> Mendengar adalah proses menstimulasikan atau mencerna menggunakan inderapendengaran(telinga). Apa yang didengar melalui televisi atau radio akan diproses oleh indera tersebut. Rata-rata siswa siswi masih belum mampu menyimaktutur sapa dari penutur asli atau bukan. Untuk mengatasi persoalan ini guruhendaknya membiasakan para siswa menyimak sumber belajar dengan cermat, seperti memberikan tontonan dengan tingkat bahasa yang digunakan sederhana dan terarah. Guru membimbing siswa dengan cara memberikan acuan topik yang sedang mereka hadapi. Misalnya menceritakan kembali apa yang sedangmereka tonton dan dengar. Guru juga hendaknya membiasakan diri untuk terus berbicara menggunakan bahasa inggris dikelas yang diasuhnya.<br /></div><span style="font-weight: bold;"><br />2. Cara kedua : meraba</span><br /><div style="text-align: justify;">Meraba adalah proses mengaktualisasikan segala hal yang diterima siswa melalui lisan maupun tulisan. Pada tahap ini tulisan sangat memegang peranan penting. Tulisan dalam hal ini berfungsi media pengingat siswa tentang apa yang disaksikan atau didengar langsung. Guru tak perlu menghakimi tulisan mereka, karena guru hanya menginginkan siswa mampu berbicara dalam bahasa inggris. Guru juga tidak perlu memberikan koreksi tata bahasa, yang penting komunikatif. Guru hendaknya mengingatkan para siswa agar Kesalahan tulisan yang dibuat jangan ditipex cukup di silang dan diganti dengan yang baru. Mengapa? Siswa sadar bahwa dia sedang belajar bukan mengajar, dcengan demikian motivasi akan muncul di dalam dirinya.<br /></div><span style="font-weight: bold;"><br />3. Cara ketiga : mengungkapkan</span><br /><div style="text-align: justify;">Mengungkapkan adalah proses pembuktian diri siswa terhadap apa yang didengar, ditonton dan dibaca. Apakah semua siswa mau melakukanya? Tentu tidak. Siswa yang pemalu sukar memenuhi harapan guru, sebaliknya siswa yang agresif akan cendrung mendominasi. Sebagai guru yang bijaksana atur irama pembelajaran yang kondusif, efektif dan inovatif sehingga proses belajar mereka bermakna. Misalnya ; minta bantuan pada siswa yang agresif membimbing, dengan catatan guru sudah membaginya dalam kelompok yang realistis.<br /></div><span style="font-size:130%;"><b><br />Kesimpulan</b></span><br /><div style="text-align: justify;">3M adalah istilah yang digunakan oleh Penulis ( Guru ) untuk memudahkan para siswa belajar praktis dan efektif berbicara bahasa Inggris. Cara yang diperkenalkan ini adalah cara yang cukup efektif dalam proses pembelajaran bahasa inggris untuk siswa yang sedang belajar bahasa Inggris ( berbicara ). Tolak ukur guru adalah pengamatan dan praktek langsung di sekolah dengan menggunakan sarana yang tersedia. Harapan guru ( penulis ) semoga apa yang dimuat ini benar benar bermanfaat bagi perkembangan pendidikan disekolah maupun di luar sekolah.<br /></div><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p><br /><br /><p class="MsoNormal"> <br /></p>Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-59201173887975113892009-01-23T19:15:00.001-08:002009-01-30T19:08:37.197-08:00<div style="text-align: center;"><b><span style="font-size:130%;">Perlukah Kelas Unggulan di Sekolah?</span></b></div><p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-size:130%;"><span style="font-size:85%;">oleh : Antonius, s.pd</span><br /></span></b></p><p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><b>A. Gambaran umum kelas unggulan</b></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kelas unggulan adalah kelas yang dipilih, ditempatkan dan dipromosikan menjadi icon kelas dan<br />sekolah pada umumnya sebagai predikat sekolah yang” beremerek” . kelas unggulan<br />biasanya dipilih berdasarkan tingkat intelektual siswa yang mewakili tiap kelas<br />di sekolah tertentu.Indikator utama yang menempatkan siswa – siswi<br />kelas unggulan adalah sebagai berikut :Siswa 10 besa, loyal terhadap aturan sekolah serta Kreatif dan inovatif. Siswa di kelas nggulan memiliki peran penting di suatu sekolah. Merlalui mereka inilah sekolah dikenal dan difavoritkan oleh mayarakat. Ini adalah alasan yang selalu<br />menjadi perisai guru membentuk kelas unggulan. Siswa yang menempati kelas<br />unggulan seringkali dijadikan “ Model “ kelas yang menjunjung tinggi prestasi<br />dan pribadi. Kelas unggulan merupakan teladan bagi kelas lainnya di sekolah<br />tertentu. Keadaan inilah yang membuat dunia “pendidikan berpikir keras” perlukah kelas unggulan di sekolah?”. </p><span style="font-size:100%;"><b>B. Nilai Plus Kelas Unggulan</b></span><br />Berdasarkan hasil pengamatan ( <i>positive View </i>), Siswa-siswi yang menempati kelas unggulan memiliki dampak psykologi bagi guru dan murid. Adapun dampak yang dimaksud adalah sebagai berikut :<br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">B.1. Bagi guru : tercapai dan<i> bangga</i><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru dikelas bertujuan mewujudkan kompetensi pembelajaran. Jadi berhasi tidaknya proses belajar mengajar (PBM) tergantung penguasaan siswa terhadap tujuan tersebut. Untuk kelas yang memiliki siswa yang terpilih harapan guru tidak akan menjadi masalah, meskipun waktunya singkat (observasi<i> guru </i>). Dengan demikian guru akan merasa senang atau bangga dengan apa yang telah disampaikannya.<br /></p>B.2. Bagi Siswa : bersaing dan<i> berkembang</i><br />Siswa pada kelas unggulan tanggap dan cekatan dalam mendengar, mengutarakan dan menemukan pemecahan masalah yang mereka hadapi. Sehingga kelas mereka terasa ramai atau luput dari kesunyian. Singkat kata mereka berusaha untuk dikenal dan dibanggakan. Aneka opini yang muncul dibenak mereka berkembang dan terus berkembang.<br /><b><span style="font-size:130%;"><br /><span style="font-size:100%;">C. Eksistensi Kelas Unggulan</span></span></b><br />Berdasarkan gambaran yang diutarakan di atas penulis menyimpulkan bahwa kelas unggulan perlu dengan dasar pemikiran sebagai berikut :<br /><ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">mewujujudkan sekolah yang diidolakan masyarakat</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">mencetak sampel peserta didik yang berkualitas</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">contoh pribadi atau akhlak mulia <br /></li></ol><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-weight: bold;"><span style="font-size:100%;">D. Penutup</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Berangkat dari pemikiran tersebut, dengan segala kekurangan berbagai opini insan pendidik sangat kami harapkan. Silahkan munculkan kritik dan saran mermbangun kami nantikan</p><br /><br /><p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"> </p><br /><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p>Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-45949190575031421022009-01-16T19:27:00.001-08:002009-01-24T00:38:16.219-08:00<div style="text-align: left;"><br /> <b><span style="font-size:100%;">Tugas Wali Kelas<br /><span style="font-size:78%;">Oleh : Antonius, S.Pd</span><br /></span></b><span style="font-size:100%;"><b><span style="font-size:85%;">A. Wali kelas</span></b><br /></span><br /> <i>Wali kelas</i> adalah seseorang yang mendapat mandat dari atasan ( Kepala Sekolah )untuk; mengayomi, mendedikasikan serta mempromosikan situasi kelas yang menjadi tanggung jawabnya.<br /><br /></div><br /> profil wali kelas yang ideal adalah <i>Bertanggung Jawab</i> ( <b>responsibility</b> ).seperti ; tertib administrasi kelas, peduli terhadap kegagalan/keberhasilan siswa di kelasnya, serta evaluasi dan follow up.<br /><span style="font-size:100%;"><b>B Perwujudan </b></span><br /> 1. Tertib administrasi<br /> - menyusun atau memprogramkan struktur organisasi kelas<br /> - menyusun tata letak tempat duduk siswa-siswi<br /> - merancang daftar piket sesuai dengan tempat tinggal mereka<br /> - mempersiapkan buku tentang daftar guru yang mengajar setiap hari<br /> - mengontrol absensi siswa<br /> 2. Peduli Kegagalan/Keberhasilan siswa<br /> Kepedulian yang menjadi wali kelas dalam mewujudkan proses PBM yang sukses adalah:<br /> - mengidentifikasi persoalan siswa di kelas yang di asuhnya<br /> - memberikan motivasi " Bukan Menghakimi "<br /> - mengarahkan siswa yang bermasalah ke arah perbaikan ( cari perbandingan atau fakta lapangan )<br /> - melaporkan perilaku siswa pada orang tua ( solusi akhir )<br /> 3. Evaluasi dan follow up<br /> Evaluasi merupakan bagian penting dari Refleksi seorang guru terhadap apa yang telah dilaksanakannya. segala tindakan yang dilakukannya merupakan cermin ke depan untuk mengambil suatu keputusan yang menjadi dasar pertimbangan atasan ( Kepala Sekolah ) atau masyarakat dalam memposisikan seorang Guru " Wali Kelas ". Adapun bentuk evaluasi wali kelas terhadap siswa yang<br /> menjadi asuhannya adalah :<br /> - apa yang menyebabkan siswa jarang masuk kelas?<br /> - apa yang menyebabkan siswa bolos?<br /> - apa yang menyebabkan siswa sering mengganggu teman saat belajar?<br /> - mengapa siswa pasif dalam belajar?<br /><span style="font-size:100%;"><b>C. Harapan</b></span><br /> Dengan memperhatikan perihal yang terjadi di atas, maka " Follow Up " bagi kita selaku seorang pendidik ( Wali Kelas ) Harus sigap, tanggap dan kreatif. sebagai seorang atasan hendaknya mempertimbangkan dengan matang dalam menunjuk seorang wali kelas. Bagi orang tua siswa harus ikut peduli dengan perkembangan anak yang di titipkan di sekolah serta tanggap terhadap<br /> masukan-masukan yang diberikan wali kelas atau pihak sekolah kepadanya. dengan kerja sama yang harmonis diharapkan pendidikan anaknya akan sukses.Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-3328088322691140242008-12-21T23:23:00.001-08:002009-01-24T00:37:07.701-08:00pendidik pilar kecerdasan<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b>Mutu Pendidik dan<br />outputnya</b><br /><br /><b>oleh : Antonius, S.Pd</b></p><br /><br /><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt;"><b>Pendidik</b><br /><br />Pendidik adalah sumber informasi yang diakui kedudukannya dalam dunia<br />pendidikan. Pendidik memiliki andil yang besar dalam upaya mencerdaskan<br />kehidupan bangsa. sehingga berbagai gelar ia dapatkan, diantaranya ; <i>Pahlawan<br />tanpa tanda jasa, guru berprestasi, guru profesional dan Guru Besar.</i><br />Alangkah bangganya kalau seseorang yang dimaksud itu adalah Pendidik.<b><br /><br />Kualitas Pendidik</b><br /><br />Pemerintah, melalui Dinas Pendidikan Nasional telah berusaha untuk meningkatkan<br />mutu guru dalam dunia pendidikan, diantara usaha itu adalah :<br /><br />- Peningkatan kualifikasi pendidikan guru : belum S-1 di minta melanjutkan S-1<br /><br />- Sertifikasi Guru : guru bermutu dan tunjangan profesi<br /><br />- Kegiatan-kegiatan pengembangan profesi guru, antara lain : MGMP, PKG, LKG,<br />MKKS, dan kegiatan sejenisnya<br /><br />Pendidik adalah pencipta sumber daya manusia. Ditangannyalah nasib bangsa<br />ditentukan. oleh karena itu, pemerintah berupaya meletakan profesi guru sebagai<br />profesi mulia.<br /><br /><b>S</b><b>ejauhmanakah peran pendidik<br />dalam dunia pendidikan?</b><br /><br />Peran seorang pendidik dapat dikatakan berhasil atau tidak tergantung dari<br />output siswa yang dihasilkan berkualitas atau tidak. Semua kenyataan ini<br />terindikasi dalam kehidupannya di masyarakat. Masyarakat adalah pengadilan yang<br />akuntabel. Seseorang yang sukses berimplikasi pada latar belakang pendidikan<br />yang pernah ia singgahi, seperti sekolah dan guru. Nilai plus yang dapat siswa<br />torehkan pada pendidikan tersebut adalah mengundang masyarakat untuk<br />berlomba-lomba masuk pada sekolah yang bersangkutan. Nah inilah salah satu<br />peran pendidik yang paling berharga, yaitu menyelamatkan wahana pendidikan<br />serta menciptakan generasi yang siap pakai bagi bangsanya tercinta.</p>Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-26445539799833884042008-12-20T02:23:00.001-08:002009-02-14T18:41:55.159-08:00dimanakah hakku?<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: left;"><b><span style="font-family:Garamond;"><span style="font-size:130%;">Hakku dan Profesiku</span><span style="font-size:130%;"><br /></span></span></b></p><p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><b>Profil Pendidik</b></span><br /> <span style="font-family:Garamond;">Profil seorang pendidik merupakan cerminan konkrit bagi outsider untuk<br />memposisikan seorang pendidik yang benar-benar kompeten dibidangnya. tiga pilar<br />utama di dalam diri pendidik adalah :<br />- <i>mengasah<br />- mengasuh<br />- mengasih</i><br />Mengasah adalah menempa peserta didik dengan memberikan ilmu pengetahuan yang<br />dimilikinya " sesuai bidang keahliannya". mengasuh adalah memberikan<br />pengetahuannya dengan pendekatan-pendekatan yang siap dicerna dengan baik oleh<br />peserta didik.mengasih adalah menempatkan kasih sayang yang dimilikinya sebagai<br />jembatan penghubung antara ilmu dan akhlak. dengan kata lain semua peserta<br />didik sama dalam mengenyam pendidikan.</span></p><b><span style="font-size:130%;">Hak Pendidik</span></b><br />sebagai seorang yang dikatakan pendidik, sudah barang tentu diberikanpenghargaan oleh pemerintah. hal ini dimaksudkan agar pendidik mendapatkan hakatas pekerjaannya. penghargaan yang diberikan berupa; gaji, piagam, serta perlindungan atas pekerjaannya.Namun pada prakteknya banyak juga hal- hal prinsip pada seorang pendidik yang dipertanyakan. misalnya ; mengurus pangkat yang berbelit-belit prosedurnya, tunjangan sertifikasi yang tak siap diterima, dan kadang-kadang pendidik mendapatkan tekanan-tekanan psykologis dari luar. Problematika seperti ini merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan sepak terjang seorang pendidik dalam suasana kerjanya. sehingga tidak mengherankan<span style="font-family:Garamond;"> jika berbagai tindak tanduk pendidik berubah menjadi orang yang perlu dididik.</span><b><span style="font-size:130%;"><br /><br />Realita</span></b><br /><p><span style="font-family:Garamond;">Dari uraian di atas, jelaslah bahwa profesi guru layak di sandang oleh<br />pendidik jika memiliki profil dan hak yang diterimanya. Namun akhir-akhir ini kita dikejutkan oleh berita-berita yang memilukan dunia pendidikan.Di mana guru (pendidik) telah dikecam oleh berbagai pihak"<br />Media " cetak maupun elektronik.Guru melakukan tindakan kekerasan terhadap<br />murid. Gaung ini cukup membuat kami terbangun dari tugas keseharian kami. Guru<br />adalah manusia biasa, jadi tindakan yang dilakukan dapat saja terjadi seperti<br />yang hangat diberitakan.Mengapa tindakan kekerasan bisa terjadi di dalam dunia<br />pendidikan? </span>"Orientas <span style="font-size:78%;"><span style="font-size:100%;">sistem pendidikan kejar target sehingga para guru menerapkan paradigma<br />pendisiplinan dan akhirnya terus bermunculan kasus kekerasan di sekolah,"<br />ungkap Sekjen Komnas Anak Arist Merdeka Sirait kepada okezone, Minggu<br />(14/12/2008).</span><br /><br /><span style="font-size:100%;">Diknas sebagai institusi yang bertanggungjawab, kata Arist, juga kurang pro<br />aktif menyikapi persoalan semacam ini. Dia menyebutkan sosialisasi UU No<br />23/2002 tentang Perlindungan Anak terutama pasal 54 yang menyebutkan bahwa<br />sekolah harus menjadi zona bebas kekerasan, kurang maksimal.<br /><br />"Kalau sudah ada kejadian baru mereka bereaksi, itu pun sebatas respons<br />akan menghukum oknum yang bersangkutan. Semestinya ada tindakan, bukan hanya<br />menghukum tapi mengkaji kembali sistem pendidikan yang ada," keluhnya.<br /></span></span></p>Sebagaisalah satu dari sekian pendidik di Indonesia, saya merasa perlu meletakan dasarpemikiran yang mudah-mudahan bermanfaat bagi semua pihak untuk melihat kembali<br /><p><span style="font-family:Garamond;">permasalahan dengan bijaksana.Kemungkinan guru bertindak atas dasar problema<br />yang tak kunjung reda dalam hidupnya, antara lain:</span> </p><p><span style="font-family:Garamond;">1. Tekanan<br />atas kehidupan ekonomi</span> </p>2. Beban<br /><p><span style="font-family:Garamond;">Mengajar yang diterima lebih dari jam wajib ( 18-24 jam perminggu )</span> </p><p><span style="font-family:Garamond;">3. Sikap<br />Murid yang memang mengundang kemarahan guru</span> </p>4. Sikap atasan<br /><p><span style="font-family:Garamond;">yang kurang simpat</span> </p><p><span style="font-family:Garamond;">5. Pelayanan<br />terhadap hak-haknya tidak maksimal.</span> </p>Masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lainya yang menjadi pemicu tindakan kekerasan dalam dunia pendidikan. Namun yang perlu kita garis bawahi di sini<span style="font-family:Garamond;"> adalah </span><span style="font-size:78%;">"</span>mengkaji kembali<i><span style="font-family:Garamond;"> sistem pendidikan yang ada</span></i><span style="font-size:78%;">" dan</span><span style="font-family:Garamond;"> bukan orientasi kejar target</span><span style="font-size:78%;"> </span>tetapi kejar kompetensi siswa (KTSP sekarang). kurikulum sekarang sudah baik namun SDM yang perlu dibicarakan. aturan yang dibuat khususnya di dunia pendidikan sebenarnya sudah layak diterapkan. kekerasan yang terjadi hanya dilakukan oleh oknum guru di sekolah tertentu. Dan bukan di seluruh Indonesia, kalau berbicara masalah dunia pendidikan kayaknya terlalu luas <i>lho</i>.....Mental anak bangsa<span style="font-family:Garamond;">terletak ditangan pendidik. </span><p> </p><br /><br /><p class="MsoNormal"> </p>Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-70389525555944608012008-12-19T23:14:00.001-08:002009-02-13T23:38:09.821-08:00<div style="text-align: center;"><span style="font-size:130%;"><b>Perkembangan Rapor KTSP</b></span><br /></div><span style="font-size:100%;"><i><b><br />Perubahan Rapor<br /></b></i></span><div id="uw9w" class="multi-column"><div style="text-align: justify;"> Rapor adalah dokumen yang memuat hasil uji kompetensi siswa, yang biasanya dibuat oleh satuan pendidikan sebagai bahan laporan hasil belajar peserta didik kepada orang tuanya. Tahun 2006-2008 model Rapor KTSP telah mengalami 2 tahap penataan wajahnya. <i>wajah pertama ;</i> (Sekarang siswa duduk dikelas dua dan Tiga ), model rapornya seperti ; identitas dan kolom penilaian. Pada bagian mata pelajaran dirinci menjadi unit-unit ( jumlahnya : 2,3,4 dan 5). <i>Wajah Kedua (terbaru 2008), Model rapor </i>kembali lagi ke asal, yaitu ; tidak ada lagi rincian unit-unit ( sekarang dipakai dikelas VII). Wow, <b>How wonderful it is</b>!<i> its changes very fast...........................................</i><br /></div><i><span style="font-size:100%;"><b><br />Effek terhadap Pendidik</b></span></i><br /><div style="text-align: justify;"> Berikut ada beberapa cuplikan expresi para guru : guru kelas tujuh berkata: " syukurlah puji Tuhan " sekarang saya tidak terlalu pusing dengan rapor baru ini., singkat, padat dan jelas. Namun disisi lain guru kelas delapan dan sembilan justru sebaliknya ;" enaklah kalian wali kelas 7 tulisan tak banyak dan sehari dua hari jadi, kalau kami yah... mau tidak mau seminggu nunggunya baru klar."<br /> Riak-riak kecil ini bermunculan kepermukaan dan mungkin pengambil kebijakan atau pihak terkait dengan perubahan ini jauh dari responnya. Sebagai pendidik memang harus menerima kenyataan ini, apapun bentuk kebijakan yang dibuat atasan harus dilaksanakan. Untuk sekolah yang terletak di kotaperubahan yang terjadi mungkin dalam hitungan detik bisa di akses. <i>Bagaimana dengan sekolah yang ada di pelosok tanah air ini? yah, bla...bla...ummh.....</i><br /></div><i><b><span style="font-size:100%;"><br />Sikap Pendidik<br /></span></b> </i><div style="text-align: justify;">Sungguh dilematis, segala hal yang berhubungan dengan perubahan di organ pendidikan selalu didasarkan pada pemikiran bahwa kita mengikut perkembangan jaman.Dari lubuk hati yang paling dalam, seorang pendidik memohon kepada pihak pengambil kebijakan agar memikirkan dengan cermat segala bentuk keputusan " khususnya Penilaian" dalam KTSP ini. Jangan biarkan pendidik terlarut dalam kebingungan dengan persoalan penilaian. Realita di lapangan para pendidik ( guru ) masih sangat membutuhkan bimbingan yang pasti.<br /></div> Melihat perubahan yang terjadi di atas, penulis mengingatkan kepada pembuat kebijakan/keputusan ada beberapa masukan yang harus diperhatikan :<br />1. Perubahan hendaknya dibarengi dengan petunjuk pelaksanaan yang jelas<br />2. Format penilaian hendaknya disiapkan dan dijelaskan secara rinci sesuai dengan tahun perubahan berjalan<br />3. Buatlah Rapor yang benar benar ; Praktis, ekonomis dan akuntabel<br />4. Berikan Standarisasi rapor untuk unit pendidikan yang berterima dimanapun berada<br />5. Segala bentuk Perubahan dalam dunia pendidikan hendaknya disosilisasikan lewat media cetak atau elektronik<br /><span style="font-size:100%;"><b><i><br />Harapan Penulis</i></b></span><br /> Semoga artikel ini menjadi suatu bahan pertimbangan yang diperhitungkan, dengan harapan terwujudnya pendidikan bangsa kita yang berkuatlitas sekarang dan di masa mendatang.<br /></div>Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-34550299394693254842008-12-16T20:49:00.001-08:002009-02-13T23:34:07.557-08:00<div style="text-align: center;"><span style="background-color: rgb(217, 234, 211);font-family:Arial Black;font-size:100%;" >"Berburu" Sertifikat Pendidik Melalui Sertifikasi Guru</span><b><span style="font-family:Tahoma;"><br /><br /></span></b><div style="text-align: left;"><b><span style="font-size:130%;">Motivasi Pendidik<br /></span><span style="font-size:85%;"><br /></span></b><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >A. Motivasi umum</span><b><br /></b><span style="font-family:Garamond;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family:Garamond;"><span style="font-size:100%;"><b>S</b>ertifikat Pendidik adalah salah satu bentuk </span></span><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ><i>penghargaan</i></span><span style="font-family:Garamond;"><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" > yang diberikan pemerintah kepada guru selaku pendidik yang profesional.Guru Profesional adalah guru yang aktif, kreatif, inovatif serta berdedikasi tinggi terhadap profesi yang melekat pada dirinya. Guru profesional adalah guru yang siap pakai kapan, dimana, dan dalam situasi apapun juga. <i>Apakah sertifikat pendidik yang diterima guru sudah menjamin pendidikan akan bermutu?</i> " ya " dasar pemikiran penulis adalah sebagai berikut :</span></span><br /></div><span style="font-family:Garamond;"><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" >a. Guru bersertifikat wajib mengajar 24 jam/minggu<br />b. Minimal pendidikan guru adalah D4(S-1)<br />c. Aktif mengikuti kegiatan pengembangan profesi: peserta atau narasumber<br />d.Ikut aktif bersama masyarakat : membantu kegiatan dalam masyarakat<br />- Tutor atau pembimbing PAUD,<br />- Kegiatan keagamaan<br />- Menelusuri perkembangan yang terjadi dalam masyarakat<br />e. Membimbing siswa-siswi dalam meraih prestasi sesuai dengan disiplin ilmu pendidik</span><br /><span style="font-size:85%;"><b><span style="font-family:Arial Black;"><br />B. Motivasi Khusus</span></b></span><br /><span style="background-color: rgb(255, 0, 0);"> </span> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family:Garamond;"><span style="font-size:100%;"><b><br />T</b>unjangan profesi yang diberikan pemerintah sebesar 1 kali gaji pokok adalah bentuk penghargaan yang sangat tepat. Guru yang menyandang status profesional harus ditunjang dengan kesejahteraan. <i>Mengapa?</i><i>Bagaimanakah dengan guru-guru yang belum mengikuti sertifikasi? '</i> lihat syarat-syarat dengan tunjangan yang diterima maka guru tersebut terfokus satu yaitu bagaimana usahanya untuk mengembangkan pendidikan, khususnya bidang yang diasuhnya. dengan tunjangan itupula guru akan mampu menunjang pembelajarannya, guru dapat melengkapi pembelajarannya dengan instrumen pembelajaran yang tepat guna. </span></span> <span style=";font-family:Garamond;font-size:100%;" > mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan :<i><b> www.sertifikasi guru. org.</b></i></span><br /></div><span style=";font-family:Garamond;font-size:100%;" ><span style="font-family:Arial Black;"><span style="font-family:Garamond;"><br />Berdasarkan uraian diatas ada 2 sisi utama yang menjadi motivasi guru berburu <b>sertifikat pendidik.</b></span> <span style="font-family:Garamond;"><b><i style="font-family: Garamond;"><br /><br /></i></b></span></span></span><div style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Garamond;font-size:100%;" ><span style="font-family:Arial Black;"><span style="font-family:Garamond;"><b><i style="font-family: Garamond;">pertama</i><span style="font-family:Garamond;"> </span><i style="font-family: Garamond;">( Glory: nama/kemasyuran)</i></b><span style="font-family:Garamond;"> tuntutan ekternal :Undang-undang RI Nomor 20.2003 (UU Sisdiknas), Undang-undang RI Nomor 14/2005, PP RI Nomor 19/2005 (Standar Nasional Pendidikan), Permen Pendidikan Nasional Nomor 16/2005 (Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik), Fatwa/Pendapat Hukum Menteri dan Hak Asasi Manusia Nomor I.UM.01.02-253, dan Permen Pendidikan Nasional Nomor 18/2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan. Pada intinya nilai yang terkandung dalam dasar hukum disini adalah" Guru adalah pendidik profesional yang dipersyaratkan memiliki kulaifikasi akademik minimal sarjana/Diploma IV ( SI/D-IV ) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agent pembelajaran" ( <i>Pedoman sertifikasi 2007: 1 </i>)</span></span></span></span><br /></div><span style=";font-family:Garamond;font-size:100%;" ><b style="font-family:Arial Black;"><span style="font-family:Garamond;"><i><br />kedua (Gospel: Kesejahteraan)<br /></i></span></b></span><div style="text-align: justify;"><span style=";font-family:Garamond;font-size:100%;" ><span style="font-family:Arial Black;"><span style="font-family:Garamond;"><span style="font-family:Garamond;">Dengan pemberian bonus berupa 1 kali gaji pokok kepada guru, maka Guru akan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualifikasi pendidikannya serta berusaha semaksimal mungkin untuk ikut dalam peningkatan mutu guru <i>sertifikasi guru.</i></span></span></span></span><br /></div><span style=";font-family:Garamond;font-size:100%;" ><span style="font-family:Arial Black;"><span style="font-family:Garamond;"><span style="font-family:Garamond;"> </span></span></span><b style="font-family: Arial Black;"><span style="font-family:Garamond;"><br /></span></b><i style="font-family: Garamond;"><b> </b></i></span><i style="font-family: Garamond;"><b><br /></b></i></div></div>Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-62941166078674345272008-12-14T16:12:00.000-08:002009-01-24T00:55:03.052-08:00Posisi guru dalam pendidikanPerkembangan dunia pendidikan ternyata berdampak terhadap profesi guru. Sekarang guru harus bijaksana dalam memberikan teguran pada siswa. Diantara tindakan yang dimaksud adalah memberikan nilai tidak yang disesuaikan dengan kkm (kriteria ketuntasan minimal),memberikan tugas sesuai dengan persentase hari efektif belajar mata pelajaran yang bersangkutan,serta hal- yang berkaitan dengan sangsi kepada siswa. Mendidik dengan agak “keras” bisa melemahkan mental siswa, jika nilai siswa rendah maka guru dianggap kurang mampu mengajar, dan jika diberikan pekerjaan rumah dapat mengurangi waktu bermain siswa.wacana seperti ini menyulitkan posisi guru untuk mendidik generasi ini. Persoalannya adalah apakah betul didikan yang disiplin, tidak baik bagi siswa?<br />Kenyataannya memang ada oknum guru yang telah melanggar kode etik seorang pendidik. Namun beberapa permasalahan yang diangkat di atas tidaklah termasuk pelangaran terhadap kode etik guru. Pasal 8 dalam RUU guru yang mengatur Hubungan Guru dengan Peserta Didik, misalnya, mengatakan: a) Guru berperilaku sebagai pelaksana tugas membimbing, mengajar, dan melatih secara profesional dengan menghargai perbedaan individual peserta didik dalam melaksanakan profesi pendidikan; b) Guru mampu menghimpun berbagai informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk kepentingan proses pendidikan; c) Guru mampu membimbing peserta untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak dan kewajibannya sebagai individu, warga sekolah, masyarakat dan negara; d) Guru secara perorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien; e) Guru berperan sebagai pembimbing, pengajar, dan pelatih yang terus-menerus berusaha mencegah setiap gangguan yang mempengaruhi peserta didik.<br />Secara teoritis hal-hal yang terdapat dalam pelaksanaan kode guru sudah cukup jelas tergambarkan mengenai tugas guru yang cukup kompleks dan berat karena tidak semua siswa bisa dididik sesuai dengan program yang telah direncanakan. Semua siswa dalam proporsi yang sama telah mendapatkan bimbingan, ajaran, dan pelatihan yang sama dari guru namun dalam tahap akhir ada yang disebut dengan tahap evaluasi, dimana hasil belajar siswa menjadi ukuran apakah ia layak naik kelas atau lulus. Siswa yang dinyatakan tidak naik atau lulus memang berhak mempertanyakan mengapa hal tersebut bisa terjadi dan melakukan cek terhadap nilai yang diperoleh, namun tidak berhak mengajukan perubahan terhadap keputusan naik/tidak dan lulus atau tidaknya jika dalam pemeriksaan ulang yang dilakukan tidak ditemukan kesalahan prosedur. Inilah yang barangkali menjadi kontroversi mengapa putusan pengadilan terhadap kepala SMA GB tersebut dianggap tidak adil.Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-32124489272916024982008-12-07T03:14:00.001-08:002009-01-24T00:54:21.360-08:00<h1 style="text-align: center;">RENUNGAN UJIAN NASIONAL<br /></h1><div style="text-align: center;"><b style="background-color: rgb(102, 102, 102);">oleh : Antonius, S<span style="background-color: rgb(255, 0, 0);"></span>.Pd</b><br /><div style="text-align: left;"><b><i>UJIAN NASIONAL</i></b><br /> <span style="font-family:Comic Sans MS;">Untuk mengetahui mutu pendidikan Pemerintah melalui BSNP telah menyelenggarakan Uji kompetensi bagi siswa-siswi yang duduk di kelas VI (SD), IX(SMP) dan XII(SMA/SMK). Uji Kompetensi yang dimaksud dikenal dengan istilah </span><i style="font-family: Comic Sans MS;">UJIAN NASIONAL.</i><span style="font-family:Comic Sans MS;"> Kehadirannya UN mengundang Siswa, orang tua dan Guru berharap cemas. semua tidak menginginkan kegagalan. Maka berbagai upaya dilakukan oleh orang tua dan guru. Salah satu yang menjadi trend terkini adalah belajar tambahan ( les ) yang diselenggarakan oleh sekolah maupun diluar sekolah. Apakah usaha yang dilakukan sudah dapat menutupi kekhawatiran orang tua dan guru? tentu hal ini masih menjadi tanda tanya bagi kita. </span>Dari pengalaman pribadi pendidik,kondisi Psykologis pendidik menjadi bagian yang tak terpisahkan. Guru yang mengasuh mata pelajaran yang diuji secara Nasional berusaha semaksimal mungkin seperti; mengingatkan dan memberikan materi hingga tak sadar waktu jam wajib belajar. Doa dan usaha ia lakukan demi anaknya tercinta.<br /><br /><i>HARAPAN GURU</i><br /> Ujian memang harus dilaksanakan, namun perlu untuk dipertimbangkan. pertimbangan yang berdasar dapat dilakukan, antara lain:<br />a. Siswa yang tidak lulus hanya mengikuti mata ujian yang tidak lulus saja bukan semuanya<br />b. Tingkat kesukaran soal hendaknya menyesuaikan wilayah ( tidak menyimpang dari skl yang ditetapkan )<br />c. Masuk sekolah ( Th Ajaran Baru ) untuk mendaftar hendaknya mempertimbangkan siswa- siswi yang belum lulus.<br />d. pembelajaran yang bermutu terletak pada aspek : kognitif, afektif dan Psykomotorik bukan hanya dari segi kognisinya saja<br /><i><br />HASIL YANG DIHARAPKAN</i><br /> <br /></div></div> Menjadi bahan pertimbangan bersama, kami sebagai pendidik tetap mendoakan semoga anak didik kami dimanapun berada tetap siap selalu menghadapi UN yang akan datang, dan semoga sukses selalu. Amiin.Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-66809110001744398102008-12-07T00:00:00.001-08:002009-02-14T02:26:19.575-08:00<div id="thesis_header"><br /><h1 style="text-align: center;" id="zmw1"><span style="font-size:100%;">KTSP : Menurut Kaca Mata Pendidik</span></h1><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: rgb(159, 197, 232); font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size:130%;">Pandangan Umum </span></span><br /></div></div><p id="gbas">KTSP adalah Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan.KTSP dilaksanakan secara bertahap, yaitu : dimulai tahun pertama 2006 dan di deadline tahun 2009. Keberadaan KTSP sangat positif bagi dunia pendidikan yang mengutamakan persaingan mengejar mutu pendidikan. sekolah akan berlomba - lomba untuk menjadi yang terbaik secara lokal, nasional maupun global.<br /></p><p id="gbas">KTSP yang disusun oleh satuan pendidikan mengacu pada panduan yang disusun oleh BSNP. yaitu ; Standar isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL). sedangkan pengembangannya berpedoman kepada : SI, SKL, SNP. singkatnya KTSP merupakan amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005.</p><p id="gbas"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Pandangan Khusus</span></span><br /></p><p id="ij6e0">TSP dibagi dalam dua istilah, yaitu : Dokumen I dan Dokumen II.<br /></p><p id="ij6e0">Dokumen I adalah dokumen yang berisikan tentang pedoman sekolah dalam mengoperasikan Keberadaan sekolah secara umum. dan memiliki daya tarik terhadap masyarakat untuk menitipkan anaknya guna diasah, diasuh dan diasih.</p><p id="ij6e0">Dokumen II adalah dokumen yang dikembangkan oleh pendidik dan diterapkan kepada peserta didik.dokumen ini meliputi : silabus dan RPP.<br /></p><br /><br /><p id="ij6e1"><br /></p><p id="qj603"></p><br /><br /><br /><div id="google_footer" class="google_footer"><br /><img id="kczf" style="width: 510.2pt; height: 34.6pt;" src="http://docs.google.com/File?id=d24rzzm_17163w45kfs_b" /><br /><div id="pagenum">1</div><br /><p class="date" id="xym87">December 7, 2008</p><br /></div>Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1413123555782357953.post-58993665194085246822008-12-03T06:36:00.000-08:002009-02-14T02:32:14.573-08:00Dokumen 2 KTSP<div style="text-align: center;">Dokumen 2 KTSP
<br />
<br /></div><span style="font-weight: bold;">A. Pengertian</span>
<br /> Dokumen 2 KTSP adalah : Perangkat ajar guru yang mencakup :
<br /> 1. SK dan KD Mata pelajaran( Standar Isi )
<br /> 2. Silabus
<br /> 3. RPP
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">B. Uraian</span>
<br /> B.1. SK ( Standar Kompetensi) dan KD ( Kompetensi Dasar
<br />
<br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CZyrex%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><b style=""><span lang="SV" style="font-size:10;"> <span style="font-size:100%;">Standar Kompetensi</span></span></b></em><span style=";font-size:100%;" lang="SV">: <span style=""> </span></span><span lang="SV" style="font-size:100%;">adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional</span><span style=";font-size:100%;" lang="SV">. </span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(44, 42, 42);" lang="SV">Penempatan Standar Kompetensi pada silabus dimaksudkan</span></span><span style="color: rgb(44, 42, 42);font-size:100%;" lang="SV"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(44, 42, 42);" lang="SV">untuk memandu guru atau pengembang silabus dalam menjabarkan Kompetensi Dasar menjadi pengalaman belajar, sehingga rangkaian kegiatan belajar siswa tidak menyimpang dari koridor kemampuan siswa</span><span lang="SV"> <span style="color: rgb(44, 42, 42);">yang ingin dicapai.</span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <span style="font-size:100%;">
<br /><b style=""><i style=""><span lang="SV"><o:p></o:p></span></i></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><em><b style=""><span lang="SV"> Kompetensi Dasar:</span></b></em></span><span style=";font-size:100%;" lang="SV"> </span><span lang="SV" style="font-size:100%;">merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi.</span><span style=";font-size:100%;" lang="SV"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(44, 42, 42);" lang="SV">Penempatan komponen Kompetensi Dasar dalam silabus sangat penting, hal ini berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi yang harus dicapainya. Di dalam komponen Kompetensi Dasar ini juga dimuat hasil belajar, yaitu pernyataan unjuk kerja yang diharapkan setelah peserta didik mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu.</span></span><b style=""><i style=""><span lang="SV" style="font-size:10;"><o:p></o:p></span></i></b></p> B.2. Silabus
<br />
<br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CZyrex%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:944966922; mso-list-template-ids:-897568008;} @list l0:level1 {mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style=""><strong>Silabus</strong> merupakan penjabaran standar kompetensi, Kompetensi dasar dan indikator ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan pencapaian kompetensi untuk penilaian.</p> <p class="MsoNormal" style="">Cara menyusunnya :</p> <ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="">gunakanlah Kata Kerja + Kata Benda, sehingga rumusnya adalah KD=KK + KB </li><li class="MsoNormal" style="">gunakanlah Kata Kerja Operasional untuk indikator
<br /></li><li class="MsoNormal" style="">Materi Pokok adalah Kata Benda yang ada pada masing-masing Kompetensi Dasar (KD).</li><li class="MsoNormal" style="">Kegiatan Pembelajaran isinya harus merupakan kegiatan siswa dan life skill yang terkait dengan kegiatan pembelajarannya, dan tidak perlu menggunakan kata-kata siswa dapat, tapi langsung pada kegiatan siswa.</li><li class="MsoNormal" style="">Penilaian diisikan dengan jelas jika tes tertulis terdiri dari apa sajakah tertulisnya sesuaikan dengan uraian pada kolom indikator, apakah bisa ESSAY, PILIHAN GANDA, PENYUSUNAN LAPORAN atau lainnya yang sifatnya tertulis. Jika Tes-nya berbentuk Lisan demikian pula tes lisan nya apa saja.</li><li class="MsoNormal" style="">Alokasi Waktu, biasanya menggunakan rumus perbandingan 1 2 4 yaitu pada TM (Tatap Muka) dikalikan 1 pada PS (Praktek di Sekolah) dikalikan 2 dan pada PI (Praktek di Industri) dikalikan 4</li><li class="MsoNormal" style="">Sumber Belajar wajib dituliskan lengkap Judul Buku, Modul apa, yang ke-berapa serta Pengarang dan Penerbitnya.</li></ol>
<br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CZyrex%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal">Bagaimana membuat RPP sesuai dengan tuntutan KTSP. hasil pelatihan KTSP Putra Bangsa dapat dijadikan salah satu panduan untuk membuat RPP untuk semua mata diklat </p> <p><b>PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)</b>
<br />
<br /><b>A. Pendahuluan
<br /></b> </p> <p class="MsoNormal">Pengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru dituntut menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP tersebut merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar. hal-hal yang harus dicantumkan/dimuat dalam penyusunan RPP adalah Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian. </p> <p>Format : RPP </p> <p><b>1. Mencantumkan Identitas
<br /></b>
<br />• Nama sekolah :..........
<br /><span style="" lang="SV">• Mata Pelajaran : .........
<br />• Kelas/Semester : ......
<br />• Standar Kompetensi : ........
<br />• Kompetensi Dasar : ........
<br />• Indikator : .........
<br />• Alokasi Waktu : ........ <o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV">Catatan:
<br />
<br />• RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">• Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">• Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya. <o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">2.Mencantumkan Tujuan Pembelajaran <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan. <o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">3.Mencantumkan<span style=""> </span>Materi Pembelajaran <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: left;" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"> Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. <o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">4.Mencantumkan Metode Pembelajaran <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. <o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">5.Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkahlangkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model yang dipilih,menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu,kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan. <o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="ES">6.Mencantumkan Sumber Belajar <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="" lang="ES">Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. </span><span style="" lang="SV">Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. </span><span style="" lang="ES"><o:p></o:p></span></p> <p><span style="" lang="SV"> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">7.Mencantumkan .Penilaian dan Rubrik Penilaian<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian. <o:p></o:p></span></p>
<br />Antonius, S.Pdhttp://www.blogger.com/profile/00773394697452823884noreply@blogger.com0