Welcome

Thank you visit my blog god bless you

Sabtu, 20 Desember 2008

dimanakah hakku?

Hakku dan Profesiku

Profil Pendidik
Profil seorang pendidik merupakan cerminan konkrit bagi outsider untuk
memposisikan seorang pendidik yang benar-benar kompeten dibidangnya. tiga pilar
utama di dalam diri pendidik adalah :
- mengasah
- mengasuh
- mengasih

Mengasah adalah menempa peserta didik dengan memberikan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya " sesuai bidang keahliannya". mengasuh adalah memberikan
pengetahuannya dengan pendekatan-pendekatan yang siap dicerna dengan baik oleh
peserta didik.mengasih adalah menempatkan kasih sayang yang dimilikinya sebagai
jembatan penghubung antara ilmu dan akhlak. dengan kata lain semua peserta
didik sama dalam mengenyam pendidikan.

Hak Pendidik
sebagai seorang yang dikatakan pendidik, sudah barang tentu diberikanpenghargaan oleh pemerintah. hal ini dimaksudkan agar pendidik mendapatkan hakatas pekerjaannya. penghargaan yang diberikan berupa; gaji, piagam, serta perlindungan atas pekerjaannya.Namun pada prakteknya banyak juga hal- hal prinsip pada seorang pendidik yang dipertanyakan. misalnya ; mengurus pangkat yang berbelit-belit prosedurnya, tunjangan sertifikasi yang tak siap diterima, dan kadang-kadang pendidik mendapatkan tekanan-tekanan psykologis dari luar. Problematika seperti ini merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan sepak terjang seorang pendidik dalam suasana kerjanya. sehingga tidak mengherankan jika berbagai tindak tanduk pendidik berubah menjadi orang yang perlu dididik.

Realita

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa profesi guru layak di sandang oleh
pendidik jika memiliki profil dan hak yang diterimanya. Namun akhir-akhir ini kita dikejutkan oleh berita-berita yang memilukan dunia pendidikan.Di mana guru (pendidik) telah dikecam oleh berbagai pihak"
Media " cetak maupun elektronik.Guru melakukan tindakan kekerasan terhadap
murid. Gaung ini cukup membuat kami terbangun dari tugas keseharian kami. Guru
adalah manusia biasa, jadi tindakan yang dilakukan dapat saja terjadi seperti
yang hangat diberitakan.Mengapa tindakan kekerasan bisa terjadi di dalam dunia
pendidikan?
"Orientas sistem pendidikan kejar target sehingga para guru menerapkan paradigma
pendisiplinan dan akhirnya terus bermunculan kasus kekerasan di sekolah,"
ungkap Sekjen Komnas Anak Arist Merdeka Sirait kepada okezone, Minggu
(14/12/2008).


Diknas sebagai institusi yang bertanggungjawab, kata Arist, juga kurang pro
aktif menyikapi persoalan semacam ini. Dia menyebutkan sosialisasi UU No
23/2002 tentang Perlindungan Anak terutama pasal 54 yang menyebutkan bahwa
sekolah harus menjadi zona bebas kekerasan, kurang maksimal.

"Kalau sudah ada kejadian baru mereka bereaksi, itu pun sebatas respons
akan menghukum oknum yang bersangkutan. Semestinya ada tindakan, bukan hanya
menghukum tapi mengkaji kembali sistem pendidikan yang ada," keluhnya.

Sebagaisalah satu dari sekian pendidik di Indonesia, saya merasa perlu meletakan dasarpemikiran yang mudah-mudahan bermanfaat bagi semua pihak untuk melihat kembali

permasalahan dengan bijaksana.Kemungkinan guru bertindak atas dasar problema
yang tak kunjung reda dalam hidupnya, antara lain:

1. Tekanan
atas kehidupan ekonomi

2. Beban

Mengajar yang diterima lebih dari jam wajib ( 18-24 jam perminggu )

3. Sikap
Murid yang memang mengundang kemarahan guru

4. Sikap atasan

yang kurang simpat

5. Pelayanan
terhadap hak-haknya tidak maksimal.

Masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lainya yang menjadi pemicu tindakan kekerasan dalam dunia pendidikan. Namun yang perlu kita garis bawahi di sini adalah "mengkaji kembali sistem pendidikan yang ada" dan bukan orientasi kejar target tetapi kejar kompetensi siswa (KTSP sekarang). kurikulum sekarang sudah baik namun SDM yang perlu dibicarakan. aturan yang dibuat khususnya di dunia pendidikan sebenarnya sudah layak diterapkan. kekerasan yang terjadi hanya dilakukan oleh oknum guru di sekolah tertentu. Dan bukan di seluruh Indonesia, kalau berbicara masalah dunia pendidikan kayaknya terlalu luas lho.....Mental anak bangsaterletak ditangan pendidik.



Tidak ada komentar: